25 September 2022 - 23:36 WIB | Dibaca : 694 kali

Menteri Perdagangan Minta Anggaran Rp100 Triliun, Katanya Untuk Ini

Laporan : Riski
Editor : Noviani Dwi Putri

Kita ingin petani mengurus pertanian saja, tidak perlu mengurus harga

SWARAID, JAKARTA: Dikatakannya untuk mendukung kesejahteraan petani, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengusulkan adanya penyediaan anggaran sebesar Rp100 triliun per tahun.

Zulkifli mengatakan, anggaran tersebut akan digunakan untuk menyerap komoditas bahan pokok hasil para petani, sehingga mereka bisa fokus menanam yang pada akhirnya harga bahan pokok terjangkau dan pasokan terjaga.

“Petani itu dari 50 tahun tidak beranjak kesejahteraannya. Kita ingin petani mengurus pertanian saja, tidak perlu mengurus harga. Kita akan atur itu sehingga Rp 100 triliun kita ajukan setahun,” kata Zulkifli, Minggu (25/9/22).

Zulkifli mengatakan usulan tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dan jika disetujui maka BUMN seperti Perum Bulog dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan menyerap hasil pertanian para petani.

“Nanti ada RNI atau Bulog yang akan melakukan itu rencananya. Memang mesti harus duduk bersama lagi,” ujar Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Menurutnya, apabila usulan ini disetujui Presiden Joko Widodo, maka kebutuhan pangan nasional akan tercukupi bahkan sekaligus meminimalisir impor pangan.

Baca Juga :  Jokowi Perintahkan Menteri Hati-hati Hitung Ketersediaan Beras

Zulkifli pula menuturkan harga kebutuhan pokok sejauh ini masih relatif stabil meski tergolong rawan mengingat tidak adanya cadangan pangan seperti jagung dan kedelai sehingga perlu ditata lebih lanjut.

“Negara ini tidak ada stoknya, jagung tidak ada, kedelai tidak ada makanya ini harus ditata lagi,” tegas Zulkifli.

Di sisi lain, ia mengakui bahwa harga beras saat ini mulai naik karena harga gabah naik dari Rp 4.400 menjadi Rp 5.500 karena di tiap daerah di Jawa seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten membuat gabah.

Meski begitu, ia menegaskan segera mencari solusi agar dapat menstabilkan harga beras mengingat pengaruhnya terhadap inflasi akan begitu tinggi.

“Soal beras tidak ada tawar menawar karena pengaruh beras terhadap (headline) inflasi 3,3 persen. Beras langka tidak kebayang. Impor pun saya rela agar itu betul-betul dijaga. Kalau mahal harus ada operasi pasar,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Zulkifli menyatakan peran Perum Bulog sebagai stabilisator harga harus dikembalikan seiring kondisi perusahaan BUMN ini sedang sulit mengingat susah mendistribusikan stok beras sebanyak 800 ribu ton karena ada bantuan sosial.

Baca Juga :  Serap Anggaran 97,90%, Berikut Capaian Kinerja Ditjen Bimas Hindu Tahun 2022

“800 ribu ton persediaannya. Ini bingung stoknya banyak tapi susah keluar. Dulu ada RASKIN, tiga bulan keluar. Jadi Bulog itu stabilisasi harus seperti dulu. Jangan komersil,” tegasnya.

Zulkifli Hasan menyatakan masyarakat tak perlu khawatir dengan adanya kenaikan harga beras mengingat pemerintah akan memberi subsidi terhadap selisih harga jualnya.

“Misalnya harga beras dari Bulog sekian, lebih, bisa dibantu subsidi jadi tidak perlu khawatir sebetulnya karena dibiayai pemerintah (selisih harganya),” katanya.

Zulkifli memastikan masyarakat tidak akan membayar lebih mahal terhadap harga beras mengingat pemerintah memiliki memiliki mekanisme cadangan stabilisasi harga dan pasokan (CSHP) ini.

Ia mengatakan akan terus berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk menyelenggarakan operasi pasar di sejumlah wilayah dalam rangka mengendalikan kenaikan harga beras.

Komentar