27 Maret 2025 - 08:32 WIB | Dibaca : 6,506 kali

Indonesia Masa Depan adalah Nusantara Masa Lalu

Laporan : Tim Swara
Editor : Noviani Dwi Putri

Penulis : Yoga Aldo Novensi*)

Indonesia dihadapkan dengan sebuah problema, tantangan dan harapan. Di masa yang akan datang sesungguhnya negara yang besar ini diharapkan benar benar akan menjadi bangsa yang digdaya dan di akui seperti para leluhur kita di masa lalu.

Negara ini akan maju bilamana seluruh rakyat mempunyai kesadaran dan rasa kepemilikan yang tinggi akan negara ini, Kalimat soekarno mencerminkan hal yang terpampang jelas di depan mata, bahwa “Perjuangan saya lebih mudah karena melawan penjajah, tapi perjuangan kalian akan lebih susah karena melawan bangsa sendiri.”

Benar memang selama ini yang menghambat negara ini untuk maju adalah bangsa sendiri, watak korup, culas, oportunis dan tak bermoral yang ditunjukkan para elit dari atas sampai ke bawah, terpatri di dalam diri sebuah bangsa yang yang kaya ini !

Berbagai macam persoalan kesejahteraan menjerat negeri yang katanya kaya ini, mulai dari KKN makin merajalela, hukum yang berat sebelah, kemiskinan, pengangguran, bahkan pendidikan yang layak untuk semua anak bangsa masih menjadi permasalahan yang belum bisa diatasi sampai detik ini.

Untuk menjadi bangsa yang besar, salah satu syaratnya adalah memiliki sumber daya manusia yang mempunyai kapasitas dan moral yang tinggi, sejalan dengan bonus demografi yang akan dialami oleh indonesia ke depan, Potensi SDM yang produktif diharapkan akan mampu memperbaiki “keringkihan” negara ini.

Baca Juga :  Diskusi Politik Api Kartini ; Keterwakilan 30% Perempuan di DPRD Belum Terpenuhi

Indonesia emas 2045, entah ini semacam cita-cita atau optimisme yang digaungkan, dalam bertepatan satu abad bangsa yang besar ini, diharapkan akan menjadi bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur.

sebelum sampai ke “angan-angan” tadi marilah kita kembali sejenak merefleksikan kembali, mengingat setiap tetes keringat, darah yang keluar sebagai bentuk perjuangan para leluhur di nusantara.

Nusantara masa lalu berdiri di atas berbagai kerajaan besar, dengan keanekaragaman budaya, suku, dan bahasa, bersatu dalam kedaulatan yang sama, ini yang tidak dimiliki bangsa lain.

Kejayaan nusantara masa lalu sudah digambarkan terlebih dahulu oleh beberapa leluhur kita, semisal Raja Kertanegara menggangap perbedaan di nusantara ini justru yang membuat kuat dalam satu gagasan persatuan dalam budaya dan agama, terlebih lagi Patih Gajahmada, memberikan pelajaran bagaimana kekuatan dalam karakter kepemimpinan, kesolidan pasukan, dan kecerdikan diplomatnya lalu kita melihat dengan jelas kemegahan kerajaan Sriwijaya yang memperlihatkan kekuatan maritim dan kecakapan pengembangan perdagangannya.

Nusantara masa lalu bukan berarti kita kembali ke masa lalu tapi berupaya menggali dan mengenali identitas sebuah bangsa serta mengambil pelajaran dari kesuksesan masa lalu untuk menjadi fondasi menapaki indonesia lebih baik di masa yang akan datang.

Baca Juga :  Ketika Oligarki Mengakali Ekonomi Pancasila

“Jasmerah, Jasmerah!” teriak Soekarno dalam pidatonya, mengingatkan kita semua jangan pernah melupakan sejarah, dalam hal ini menjadi negara yang maju, bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenali jati dirinya, salah satunya adalah memahami nilai – nilai kebudayaan luhur Indonesia yaitu gotong royong.

Soekarno lagi lagi mengingatkan kita semua bahwa kita mempunyai identitas bangsa kita sendiri dalam konsep “trisakti” yang dia kemukakan, yaitu berdaulat dalam politik, berdikari dalam segi ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayan, artiannya Indonesia adalah bangsa yang besar, yang tidak bergantung pada negara lain, yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan beragam kaya akan budaya sebagai identitas sebuah bangsa.

Semangat ini senada dalam pandangan Hatta tentang nusantara bahwa menurutnya walaupun kita beragam suku, bahasa dan budaya justru itulah yang membuat kita satu dan utuh, berbeda-beda tapi tetap satu jua inilah yang membuat kita mampu untuk menentukan nasib kita sendiri dalam karakteristik bangsa yang besar dan maju.

Dalam perjalanannya, bangsa ini sudah tertatih-tatih, saling serang antar suku daerah, di jajah oleh kolonial, sampai dengan saling bunuh sesama anak bangsa yang meninggalkan luka yang mendalam dan bersejarah, tapi itu tidak membuat serta merta kita tercerai berai, Justru menjadi pelajaran yang berharga bagi sebuah bangsa.

Baca Juga :  Kebijakan Pemerintah dan Politisasi Dunia Pendidikan

Indonesia masa depan diprediksi menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat pesat sejajar dengan negara negara maju dengan SDM dan SDA yang ada, sikap optimisme ini harus tetap dijaga, tapi hal ini akan sia-sia jika ekonomi yang maju tidak dipergunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

Maka dari itu, dengan memahami nusantara masa lalu, Indonesia dapat membangun visi masa depan yang lebih jelas dan terarah dengan mengintegrasikan tradisi dan modernitas dapat membangun masa depan Indonesia yang lebih baik dalam mewujudkan cita-cita leluhur nusantara yaitu masyarakat yang adil, makmur dan gemuyu.

*)Ketua EW LMND Sumsel

Komentar