22 Maret 2025 - 09:02 WIB | Dibaca : 4,194 kali

Tangkap Willie Salim ! Manipulator Konten Receh Pembuat Gaduh Kota Palembang

Laporan : Tim Swara
Editor : Noviani Dwi Putri

Bukan Ratu Dewa, tapi Willie Salim yang harus minta maaf !

Penulis : Rama*)

Menurut State of Digital Publishing, content creator adalah seseorang yang memiliki tugas membuat konten untuk setiap informasi di media, terutama media digital dan memiliki target audiens tertentu. Menurut HubSpot, content creator adalah orang-orang yang membuat materi (konten) dengan menambahkan nilai edukasi dan hiburan.

Materi yang disajikan oleh content creator seringkali harus disesuaikan dengan keinginan atau ketertarikan dari audiens seringkali materi content creator berpola gimmick. Istilah gimmick yang dalam bahasa Indonesia merujuk pada trik atau alat yang digunakan untuk menarik perhatian atau menciptakan kesan tertentu, seringkali dengan cara yang berlebihan atau tidak biasa.

Kejadian kehilangan masakan rendang yang dinyatakan 200 kg oleh seorang content creator yang bernama Willy Salim yang pada tanggal 18 Maret 2025 melakukan aksi memasak rendangnya di pelataran Benteng Kuto Besar Kota Palembang sangat disesalkan. Akan tetapi dari beberapa laporan terkait saksi mata d ilapangan dan kondisi obyektif waktu itu besar dugaan jika aksi masak rendang yang katanya 200 kg yang kemudian diambil masyarakat Palembang yang ada di lokasi aksi masak tersebut adalah “gimmick” semata untuk meningkatkan audiens atau popularitas.

Berikut analisisnya;

1. Kegiatan yang menghadirkan ratusan orang dan dilakukan pada malam hari di arena terbuka terkesan tidak di manajemen atau ditata kelola dengan baik dan sistematis, hal ini dibuktikan dengan tidak ada tata aturan di lapangan serta rendang sebanyak 200 kg tersebut baru akan masak secara maksimal dalam kurun waktu 4 jam sedangkan kegiatan masak Willy Salim dan kru nya ini baru dilakukan sore hari, artinya ada prediksi kegiatan akan sampai malam hari

Baca Juga :  Semeru Meletus; Jembatan Penghubung Kabupaten Lumajang-Malang Terputus

2. Lampu penerangan yang dipersiapkan oleh Willy dan krunya untuk menerangi area tempat melakukan aksi memasak rendang terjadi padam atau mati, dan pada saat lampu penerangan padam inilah masyarakat yang sudah berkumpul di pelataran BKB berebut untuk mengambil rendang yang dimasak. Manajemen terkait antisipasi resiko padam pencahayaan terhadap kegiatan yang dilakukan malam hari jelas tidak ada dalam kondisi ini, padahal teknologi pembangkit listrik seperti genset portabel sangat mudah didapat.

3. Dari kronologi yang tertulis di sebuah media, Willi Salim tidak ada di tempat area lapangan tempat memasak rendang, berdasarkan saksi mata Willy Salim pergi menggunakan kendaraan sebelum lampu penerangan padam dan terjadinya aksi rebutan masakan rendang tersebut. Hal ini juga diikuti oleh tim kru yang dibawa oleh Willy, yang juga turut pergi dari lokasi kegiatan memasak rendang. Ada kondisi seperti disengaja, lampu dimatikan dan yang punya kegiatan (Willy Salim dan kru) tidak ada di tempat.

4. Aksi kehilangan barang ini pernah juga terjadi dengan Willy Salim bersama krunya pada saat menginap di sebuah villa di Bali pada tanggal 21 September 2024, aksi kehilangan ini sempat dilaporkan ke polisi Bandung. Dalam kronologi kejadian, pada tanggal tersebut pukul 10.00 Willy dan krunya pergi meninggalkan villa tempat mereka menginap, dan pada saat kembali sorenya villa sudah dalam kondisi dibobol, dengan seluruh kaca villa pecah dan sayangnya cctv ditempat kejadian tidak ada sehingga tidak dapat terlacak dari visual. Pola menghilang dan kehilangan seperti sebuah kecenderungan, yang di munculkan oleh aktor kreator Willy ini.

Baca Juga :  Sekda Kota Palembang Resmikan Kampung Tertib Lalulintas

Berdasarkan analisis pola “gimmick” yang dilakukan oleh Willy Salim dan krue nya pada aksi kehilangan masakan rendang yang dinyatakan Willy Salim sebayak 200 kg daging sapi pada tanggal 18 Maret 2025 di pelataran Benteng Kuto Besar Palembang, dengan ini Front Rakyat Jaga Palembang menyatakan :

1. Mempertanyakan motif Willy Salim melakukan aksi memasak daging yang dinyatakannya 200 kg tersebut pada malam hari, di area terbuka dengan tanpa manajamen tata kelola acara malam hari yang tepat dan efektif.

2. Kegiatan memasak daging di pelataran BKB yang mengundang banyak masyarakat tersebut, seperti di setting atau pembiaran untuk rusuh, ribut dan heboh dengan membuat hilangnya masakan daging yang dinyatakan 200 kg tersebut setelah lampu dimatikan dan Willy Salim sebagai pelaksana kegiatan tidak ada ditempat.

3. Menutut Willy Salim untuk meminta maaf kepada masyarakat Palembang, karena telah membuat keributan, kericuhan dan rusuh dikarenakan pelaksanaan acara memasak rendang daging yang dinyatakan 200 kg pada malam hari di lapangan terbuka dan mengundang banyak masyarakat tanpa manajamen yang tepat berbasis kendali resiko.

Baca Juga :  Paskibraka; Sejarah, Tugas, dan Perkembangannya

4. Mendesak Pemerintah Kota Palembang dan Pihak kepolisian Kota Palembang untuk menolak memberikan izin berkegiatan dan acara kepada Willy Salim apabila yang bersangkutan akan membuat acara dan kegiatan di Kota Palembang kedepannya. Dikarenakan acara dan kegiatan Willy Salim terbukti membuat gaduh dan ribut dikarenakan ketidakmampuan nya memanajemen acara dan kegiatan.

5. Ada dugaan usaha atau cipta kondisi yang seakan akan “melemahkan” 100 hari pemerintahan RDPS yang fokus pada pelayanan publik dalam peristiwa aksi kehilangan 200 kg daging dalam acara Willy Salim. Dan menyerukan masyarakat kota Palembang untuk tetap bersatu, bahu membahu terhadap usaha usaha yang cendrung memecah belah dan membuat kesan kota Palembang tidak aman, brutal dan tidak paham aturan, di tengah tengah Pemerintah Kota Palembang yang telah mempersiapkan program kesejahteraan bagi rakyat kota Palembang.

#kawalRDPS
#jagaPalembang

*)Penulis merupakan aktivis Cermin Kota

Komentar