SWARAID, PALEMBANG: Salah satu kekayaan yang dimiliki Indonesia ialah jamu. Jamu atau djamoe merupakan singkatan dari djampi dan oesodo.
Djampi diartikan penyembuhan dengan ramuan obat-obatan atau doa dan ajian sedangkan oesodo berarti kesehatan. Jadi, jamu dapat diartikan ramuan obat untuk kesehatan.
Bahan pembuatan jamu sendiri dapat berupa akar-akaran, daun-daunan, dan juga biji-bijian. Dalam penyajiannya, biasanya juga ditambahkan beberapa bagian tubuh hewan, seperti empedu ular, kambing, dan telur ayam kampung.
Sejarah jamu
Masyarakat Indonesia sudah mengkonsumsi jamu sejak zaman kerajaan Hindu-Budha tahun 722 M. Pada situs Arkeologi Liyangan yang berlokasi di lereng Gunung Sindoro, Jawa Tengah di temukan artefak berupa Cobek dan Ulekan.
Bukti lain seperti proses pembuatan jamu juga banyak ditemukan di Candi Prambanan, Candi Brambang, Candi Borobudur, Candi Penataran, Candi Sukuh, Candi Tegowangi dan Prasasti Madhawapura peninggalan kerajaan Majapahit yang menyebutkan profesi khusus peracik jamu yang disebut ‘Acaraki’
Sebenarnya, daerah asal jamu tradisional tidak diketahui. Akan tetapi, banyak peracik dan penjual jamu tradisional yang berasal dari desa Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Bahkan di desa Bulakrejo, Kabupaten Sukoharjo, didirikan “Patung Jamu dan Petani” sebagai ikon Kabupaten Sukoharjo.
Jamu gendong
Penjualan jenis dan jumlah jamu gendong sangat bervariasi untuk setiap penjaja. Hal tersebut bergantung pada kebiasaan yang mereka pelajari dari pengalaman tentang jamu apa yang diminati dan pesanan yang diminta oleh pelanggan.
Oleh karena ini, setiap hari jumlah dan jenis jamu yang dijajakan tidak selalu sama. Setelah dilakukan pendataan [butuh rujukan], diperoleh informasi bahwa jenis jamu yang biasa dijual ada delapan, yaitu beras kencur, cabe puyang, kudu laos, kunci suruh, uyup-uyup/gepyokan, kunir asam, pahitan, dan sinom. Terkadang penjual jamu gendong juga menyediakan jamu bubuk atau pil dan kapsul hasil produksi industri jamu.
Untuk memberikan rasa manis, pembuat jamu menggunakan gula jawa, gula pasir, atau gula batu (bentuk kristal besar menyerupai bongkahan batu).
Penggunaan gula asli ini merupakan keharusan bagi penjual jamu dengan alasan kesehatan. Jamu yang menggunakan pemanis buatan berarti menyalahi aturan dan menyimpang dari tujuan pembuatan jamu, yaitu untuk menyehatkan dan menjaga kesehatan badan.
Jamu bubuk kemasan atau bubuk yang digumpalkan diminum dengan cara diseduh air panas oleh penjual jamu gendong. Apabila pembeli meminta bahan jamu tambahan, penyeduhannya tidak dilakukan sembarangan.
Jamu batuk tepat bila dicampur dengan jamu beras kencur. Jamu pegal linu lebih tepat dicampur dengan kudu laos, madu, atau kuning telur. Sedangkan jamu sinom atau kunir asam dicampur dengan jeruk nipis sebagai penyegar rasa.
Penjual jamu gendong biasanya bertanya terlebih dahulu kepada calon pembeli tentang obat-obatan atau makanan tertentu sebelum meracik jamu. Hal ini untuk mencegah timbulnya reaksi yang mungkin timbul antara jamu dengan zat dalam obat atau makanan, seperti minuman bersoda atau obat doping.
Jika hal ini dilanggar bisa mengakibatkan keracunan bahkan kematian bagi peminum jamu. Sebaiknya jika sudah minum obat tidak minum jamu, demikian juga sebaliknya.
Beberapa macam jamu
1. Beras Kencur
Beras kencur adalah campuran dari ekstrak kencur, beras, jahe dan asam jawa. Rasanya manis dan segar. Di dalamnya mengandung tinggi antioksidan yang dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Bahan-bahan untuk membuat beras kencur:
3 rimpang kencur.
1 rimpang jahe.
100 gram beras putih.
1 sendok makan air asam jawa.
5 sentimeter kunyit.
Gula pasir.
Gula jawa.
Air 3 gelas.
Setelah menyiapkan semua bahan, cara membuatnya dengan:
- Bersihkan seluruh bahan terlebih dulu.
- Panaskan air, kemudian masukkan kencur, jahe, kunyit, air asam, gula pasir dan gula jawa.
- Rebus hingga mendidih dan saring air rebusan.
- Masukkan beras yang sudah direndam dan dihaluskan ke dalam air rebusan.
- Aduk secara merata dan tunggu hingga pati kencur serta beras mengendap di bagian bawah wadah.
- Matikan kompor dan beras kencur siap untuk diminum.
2. Kunyit Asam
Jamu terbuat dari kunyit, asam jawa, gula merah dan temulawak. Warna kuning pada kunyit asam berasal dari senyawa kurkumin. Senyawa ini mengandung antioksidan yang bersifat antiinflamasi dan antikanker. Beberapa sumber juga menyebut jamu ini juga berkhasiat untuk daerah kewanitaan.
Bahan-bahan untuk membuat kunyit asam:
1 ons kunyit.
1 ons gula aren.
1/2 sendok teh garam.
1 bungkus kecil asam jawa.
600 mililiter air.
- Setelah menyiapkan semua bahan, blender kunyit sampai agak halus.
- Campurkan kunyit ke dalam 600 mililiter air yang sudah direbus.
- Setelah mendidih, masukkan gula merah dan asam jawa, serta tambahkan garam.
Setelah semua bahan tercampur. Tunggu hingga mendidih dan kunyit asam siap untuk diminum.
3. Brotowali
Jamu ini dikenal dengan istilah ‘pahitan’. Bahan bakunya terbuat dari daun sambiloto.
Jamu ini bermanfaat untuk mengatasi pegal-pegal, meredakan gatal-gatal, menambah nafsu makan dan mencegah diabetes. Kamu juga bisa mengonsumsi pahitan ini untuk menghilangkan jerawat dan bruntusan di wajah.
Bahan-bahan untuk membuat brotowali:
1/4 kilogram Sambiloto.
1 batang brotowali.
1 genggam akar alang-alang.
1 genggam ceplik sari.
3 liter air
- Selanjutnya, cuci bersih semua bahan sampai bersih.
- Masukkan ke dalam panci yang sudah terisi air.
- Rebus semua bahan hingga mendidih. Kemudian saring dan dinginkan. Jamu brotowali siap untuk diminum.
4. Kunci Sirih
Jamu ini terbuat dari rimpang kunci dan daun sirih. Kunci sirih bermanfaat untuk mengatasi keputihan, merapatkan bagian kewanitaan, memperkuat gigi dan menghilangkan bau badan.
Bahan-bahan untuk membuat kunci sirih:
1 liter air.
25 gram asam jawa.
1/4 ons gula merah.
1 rimpang kunyit.
1 ruas kayu manis.
1 buah jeruk nipis.
2 batang serai.
4 ruas temu kunci.
5 ruas jahe.
5 ruas kencur.
5 biji kapulaga.
Segenggam daun luntas.
Segenggam daun sirih.
- Selanjutnya, haluskan semua bahan menggunakan blender atau ditumbuk, kecuali asam jawa, gula merah, kayu manis dan jeruk nipis. Jangan mencampur bahan yang tidak dihaluskan dalam satu wadah.
- Setelah dihaluskan, saring terlebih dulu hingga mendapatkan sarinya. Kemudian, rebus hasil perasan dan tambahkan air serta semua bumbu yang tidak dihaluskan (asam jawa, kayu manis, gula merah dan serai).
- Tunggu hingga mendidih, kemudian beri perasan air jeruk nipis. Setelah mendidih, kecilkan api dan diamkan kurang lebih selama 15 menit. Kemudian, angkat dan dinginkan. Kunci sirih siap diminum.
Itulah beberapa jenis jamu tradisional Indonesia yang umum dikonsumsi. Jika kamu mengalami gangguan kesehatan setelah meminum beberapa jenis jamu yang disebutkan di atas, silakan buat janji medis untuk melakukan pemeriksaan.
Komentar